COPING
STRESS
A. Pengertian
dan jenis-jenis coping
1. Pengertian coping
Coping berasal dari katacoping yang bermakna harfiah
pengatasan/penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Coping itu sendiri dimaknai sebagai apa yang di lakukan oleh individu
untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/
ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi
tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi.
Coping yang efektif umtuk
dilaksanakan adalah coping yang membantu
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan
tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
Coping stress menurut Taylor
(dalam Smet, 1994) adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola
jarak yang ada antara tuntutantuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari
individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber
daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful.
Lazarus & Folkman pada
tahun 1984 menggambarkan coping sebagai :
“...Suatu
proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan
yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan
dalam menghadapi situasi stressful....”
2. Jenis-jenis coping
Lazarus membagi koping
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tindakan langsung (Direct
Action)
Coping jenis ini adalah setiap
setiap usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi
kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang
bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action
atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah
yang dialami.
Ada 4 macam koping
jenis tindakan langsung:
a) Mempersiapkan diri untuk
menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif
(beraksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan
diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai
dengan bahaya tersebut.
b) Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu
dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi
dilakukan bila individu merasa/menilai dirinya lebih kuat/berkuasa terhadap
agen yang mengancam tersebut.
c) Penghindaran (avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai
lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau
menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut.
d) Apati
Jenis koping ini merupakan pola
orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan
tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha
apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam
tersebut.
b. Peredaan atau peringanan
(Palliation)
Jenis koping ini mengacu pada
mengurangi/menghilangkan/ menoleransi tekanan-tekanan kebutuhan/fisik, motorik
atau gambaran afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang
bermasalah.Ada 2 macam koping jenis peredaran/palliation :
a)
Diarahkan
Pada Gejala (Sympton Directed Modes)
Digunakan bila gangguan gejala-gejala gangguan muncul
dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi
gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau
ancaman tersebut.
b) Cara
Intrapsikis (Intrapsychic Modes)
Menggunakan perlengkapan
psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah defense mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Emotion-focus
coping
Digunakan
untuk mengatur respon emosional terhadap stress.Pengaturan ini melalui perilaku
individu,seperti penggunaan alkohol,bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak
menyenangkan melalui strategi kognitif.Bila individ tidak mampu mengubah
kondisi yang stressful,individu akan cenderung untuk mengatur emosinya.
Problem-focused
coping.
Untuk
mengurangi stressor,individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan yang baru.Individu
akan cenerung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah
situasi.Metode atau fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh orang
dewasa.
Lazarus & Folkman (1986)
mengidentifikasi berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused
maupun emotion-focused, antara lain :
1) Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah
situasi, dan menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2) Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk
mengubah situasi, mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3) Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk
mencari sumber dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4) Accepting responsibility
yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam masalah.
5) Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan
dirinya, perhatian lebih kepada hal yang dapat meciptakan suatu pandang
positif.
6) Escape-avoidance yaitu
melakukan tingkah laku untuk lepas atau menghindari.
7) Self-control
yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan diri sendiri.
Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal positif
dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.
B.
Jenis jenis coping yang konstruktif dan positif
1)
Coping yang konstruktif (adaptif)
Merupakan
suatu kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai tugas mempertahankan
konsep diri, mempertahankan hubungan dengan orang lain, mempertahankan emosi
dan pengaturan stres (Carpenito, 2000).
2)
Coping positif (sehat)
a.
Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu
untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan
konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar,
dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan
cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
b.
Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan
atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu
individu pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu
mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan
pertolongan.
c.
Altruisme
Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan
cara mementingkan kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya
stres baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan melakukan
pengabdian pada kebutuhan orang lain.
d.
Penegasan
diri (self
assertion)
Individu berhadapan dengan konflik emosional yang
menjadi pemicu stres dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan
pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau
memanipulasi orang lain.
e.
Pengamatan
diri (Self
observation)
Pengamatan diri
sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses
kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri,
sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri
yang semakin mendalam.
Sumber :
Basuki,A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta:Universitas
Gunadarma
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep,
Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar